Seribu Bintang
Malam ini, bukan malam yang spesial bagi Zenith. Karena memang tidak ada yang perlu dispesialkan, semuanya sama, tidak ada yang berbeda. Semua rutinitas tampak sangat membosankan di mata Zenith, tak bernyawa. Selalu saja kegiatan setelah makan malam adalah kegiatan paling absurd, masih ada jeda kurang lebih 1 jam sebelum kegiatan belajar malam dimulai. Dan Zenith hanya duduk bertengger di atas meja belajar melihat ketiga orang teman sekamarnya berdebat tentang makna dari lirik lagu yang baru saja mereka dengar. Tiba-tiba saja tetangga sebelah memanggil Zenith dan mengatakan bahwa ada seseorang diluar kamar yang memanggilnya. Dan semuanya terdiam. Terang saja, siapa pula yang memanggil Zenith? Kau tau, gadis penyendiri berkacamata yang tak pernah lepas dari buku catatan kecil bergambar Eiffel-nya, siapa yang cukup peduli untuk menyadari keberadaannya? Zenith pun keluar, menegarkan hati, masih...