Untuk Kamu, yang Memilih Berhenti




kamu bilang kamu berasal dari bumi, dan aku dari angin,
dan bahwa kita adalah elemen yang saling meniadakan melemahkan.
kamu bilang kamu adalah kuat yang keras kepala, dan aku adalah si licik yang selalu menghindar.
dan kita tidak mungkin tidak melukai satu dan yang lainnya,
kamu mencintai tenang yang ada didalam genggamanmu, sedangkan aku bermimpi mengembara sepanjang waktu.
dan kamu bilang kita sangat berbeda, sejelas titik hitam di kertas putih.
dan kamu percaya kita tak akan mungkin bisa bersama, karena sama saja dengan memaksa minyak larut dalam segelas air.
tapi bukankah kita pernah ada dalam satu spektrum, yang biasa disebut 'bahagia'?
sebut aku pembohong, tapi dulu kita nyata.
dulu aku menjinakkan topanku, dan kamu menurunkan gunung menjadi altar tempat kita biasa menertawakan si pungguk yang masih mencintai bulan.
karena menurut kita kesenangan ditemukan dimana diri kita berada,
dan aku menemukannya dalam kamu, dan kamu bilang kamu beruntung tidak menjadi si pungguk dan aku bukan bulan.

lalu akhirnya kamu memilih untuk tidak lagi memakai 'kita', karena kamu bilang akan canggung menjelaskan pada bintang bahwa kita adalah anomali,
karena anomali tak terdefinisikan oleh bintang yang memetakan seluruh bahasa semesta.
dan kamu bilang akan menyerah dan hilang.
kenyataannya adalah dulu 'kita' ada bukan karena kita itu sama,
namun hanya sesederhana karena kita lupa bagaimana kita menjadi begitu mencintai diri masing masing,
sesederhana aku menunda perjalananku dan memilih berjalan beriringan bersama kamu,
sesederhana kamu membagi ketenangan dan kokohnya pijakmu bersama aku.

dan jika sekarang kamu menyerah,
aku juga tak akan bisa menahan topan ku terlalu lama untuk menunggu kamu,
bahwa kemudian aku harus segera pergi melanjutkan pengembaraan ku,
karena semakin lama aku bertahan, semakin menyakitkan merasakan tanah memilih mati di bawah kakiku.
karena kalau kamu memilih untuk menyerah,
lalu aku berjuang untuk siapa?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Story Night : Miracles in Jakarta by Ust. Nouman Ali Khan

New Movie and New Patronus!

Question - Discussion