[Review] Anak Rantau - A Novel by A. Fuadi



Alam Takambang Jadi Guru - Alam Terkembang Menjadi Guru.

Ungkapan Minang di atas, menjadi 'mantra' utama pada Novel ke-empat karya A. Fuadi ini.
Sedikit flashback untuk menyegarkan ingatan teman2 semua, A. Fuadi adalah penulis yang sama yang telah melahirkan novel-novel best seller di Indonesia, yaitu Trilogi Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, dan Rantau 1 Muara.

A. Fuadi memang mempunyai ciri khas untuk memberikan sebuah "mantra" khusus di setiap bukunya, dimana seluruh cerita nya nanti akan bermuara atau juga menjelaskan makna dari "mantra" ini. Buku pertama nya berjudul Negeri 5 Menara mengangkat sebuah ungkapan dari bahasa Arab "Man Jadda Wa Jadda" yang artinya Siapa yang bersungguh sungguh, maka dia akan berhasil. Buku kedua dengan judul Ranah 3 Warna dikembangkan dengan ungkapan "Man Shabara Zhafira" yang artinya Siapa yang bersabar akan beruntung. Dan buku terakhir dari trilogi ini Rantau 1 Muara mempunyai ungkapan "Man Saara ala Darbi Washala" dengan arti Siapa yang berjalan di jalan-Nya akan sampai tujuan.

Di Trilogi ini, A.Fuadi memang mengangkat ungkapan-ungkapan dari Arab ini, karena plot dari trilogi ini memang mengisahkan perjalanan nya menuntut ilmu sebagai lulusan dari Pesantren Gontor.

Honestly, Trilogi Negeri 5 Menara bukanlah favorit gue. Secara inti dan message yang di sampaikan memang sangat bagus, message nya pun sangat inspiratif, dan bisa memotivasi seluruh siswa untuk bisa mempunyai cita-cita setinggi langit. Namun, menurut gue, plot nya atau alur cerita nya sangat mirip dengan Laskar Pelangi, yang udah lebih dulu sukses di pasaran. Bahkan di buku pertama A.Fuadi bisa ditemukan banyak banget bukti A.Fuadi menggunakan cara bercerita Andrea Hirata.
Sebagai fans berat Andrea Hirata, gue pun kuciwa.

Well, don't get me wrong. Bukan berarti gue bilang kalau A.Fuadi plagiat yah.
Karena secara teori, memang ada yang namanya teori 3M (Meniru, mengolah, Mengembangkan) atau kerennya Mimic-Process-Develop dalam membuat sebuah cerita. Meniru yang dimaksud disini bukan copy paste lalu tinggal ganti tokoh aja ya.
Meniru atau Mimic ini lebih ke meniru plot nya, jalan cerita, step by step masalah. Dengan kata lain, salah satu proses belajar membuat cerita itu adalah, menggunakan Template dari cerita orang lain. Sehingga apa yang dilakukan oleh A.Fuadi sebenernya juga sah-sah aja.
See more details here.

Namun, karena gue liat, A.Fuadi jadi lebih bagus di novel nya setelah Negeri 5 Menara, maka ekspektasi gue pun mulai ikut meninggi. Ditambah lagi dengan latarbelakang kehidupan ranah Minang, dimana A.Fuadi dibesarkan, yang juga kampung halaman gue, bikin gue makin ga sabar untuk baca Novel ke empat A Fuadi ini, atau Novel pertamanya setelah Trilogi.

Lalu akhirnya gue membaca Anak Rantau.
Kurang dari 10 halaman pertama, gue pun guling-guling, mengeluarkan suara aneh, dan berakhir dengan posisi Yoga. Kenapa?
Karena gue Homesick!! Bahkan di awal-awal cerita nya saja, Anak Rantau dipenuhi dengan ambience kampuang disana-sini. Sampai akhirnya gue berpikir kalau lebih baik, seluruh novel nya pakai bahasa Minang aja >.<

Well, review gue pun jadi bias banget yah hehe..
Hmm, secara general berikut yah review jujur gue untuk Anak Rantau :

1. Authentic Minangkabau Culture 
A.Fuadi berhasil banget menjelaskan budaya Minangkau yang authentic di Novel ini. Mulai dari basic culture untuk hirarki di Minangkabau Tungku Tigo Sajarangan,hingga ke ideologi orang Minang Adaik basandi syarak, Syarak Basandi Kitabullah di kupas tuntas oleh A.Fuadi.
Kedengarannya topik ini agak-agak berat yah, tapi lagi lagi A.Fuadi sukses banget menjelaskan dua topik besar ini dengan ringan dan mudah dimengerti.
Selain itu, banyak juga kebiasaan-kebiasaan orang Minang, yang menjadi pemanis cerita ini. Mulai dari kebiasaan orang Minang untuk duduak di lapau, maota saban hari, hingga ke tradisi manunggu durian jatuah di kebun orang-orang Minang.
Semuanya komplit..! Kalau lo bukan orang Minang, Gue jamin lo akan jatuh cinta dengan kebudayaan Minangkabau.
Dan kalau lo orang Minang aseli, please take your time, breath in then breath out, jauhkan diri dari Traveloka dan sejenisnya, karena lo akan Homesick parah!!!

2. Innocent Child Point Of View
Tokoh utamanya yang masih kelas 3 SMP, masih sangat muda, memberikan sentuhan fresh untuk cerita ini. Point of View Abege, yang berapa dalam fase tertinggi untuk membangkang orang tua, yang juga masa masa penuh petualangan, namun masih tersisa pemikiran pemikiran anak-anak, sedikit childish dan innocence yang bikin kita merasa jauh lebih muda.
Gue pribadi suka banget sama proses pendewasaan karakter utama, yang dipanggil Hepi ini.
Mulai dari luka yang dia rasakan karena merasa dibuang oleh Ayah nya, kemudian memupuk dendam yang dia tanam sendiri, lalu mulai memahami perasaan nya, berdamai dengan keadaan, dan akhirnya memaafkan.
Perspektif Hepi ini sendiri, manifestasi sederhana dari problem sehari-hari yang sering gue rasakan sendiri. Dimana banyak banget prasangka-prasangka negatif, yang hanya bikin kita capek, padahal we can make the best out of it..

3. Konsistensi
Poin ini jadi salah satu poin unggul nya A.Fuadi.
Seperti yang udah gue bahas di atas bahwa, A.Fuadi selalu punya "mantra" khusus di setiap bukunya.
Dan di Anak Rantau ini, mantra nya adalah Alam takambang jadi Guru.
A.Fuadi selalu konsisten memberikan indsight insight baru dari setiap pengalaman tokoh-tokohnya sebagai penjalasan dari ungkapan Minang ini.
Sangat konsisten tapi dengan cara yang menyenangkan, dan tidak jadi nyinyir :)

4. Good Ending
Good ending menurut gue penting banget yah dalam sebuah buku, atau film.
Maksud gue, gue baca atau nonton untuk hiburan yah, for the sake of entertainment. Ketika ending nya Zonk atau bahkan sad ending aja, gue malah jadi ga terhibur, dan akhirnya malah stress sendiri dengan apa yang tonton atau baca.
Dan kalau lo tipe pembaca yang sama dengan gue, maka berbahagialah karena Anak Rantau menurut gue punya ending yang cukup bagus.
Seluruh masalah di build dari awal itu ada resolusi nya, dan dijamin lo bakalan tidur dengan tenang :)

Baiklah teman2, that's all my review tentang novel nya A.Fuadi yang ke-4, Anak Rantau.
For conclusion, I recommend this book for everyone, rate 7.8/10!

Happy reading everyone!
Please comment kalau kalian punya opini lainnya yaaa :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Story Night : Miracles in Jakarta by Ust. Nouman Ali Khan

New Movie and New Patronus!

Question - Discussion